Senin, 09 Maret 2009

USAHA PENYEMBUHAN DENGAN BUKU

PENYEMBUHAN PENYAKIT DENGAN BUKU Dalam rangka membangun manusia Indenesia seutuhnya dan membangun masyarakat seluruhnya, maka pembangunan kesehatan merupakan merupakan salah satu unsure pembangunan yang sangat penting. Mengapa demikian? Bagaimana seseorang mau menjalankan aktifitasnya kalau tubuh kita lemah, sakit.Bagaimana mau bekerja, bagaimana mau sekolah, bagaimana bertani, berkebun, berdagang, atau kegiatan sejenisnya, bila badan kita tidak sehat. Inilah barangkali yang perlu dicarikan alternative untuk usaha bagaimana mengatasi ataupun menyembuhkan suatu penyakit yang ada dalam tubuh kita. Usaha penyembuhan penyakit, bukan saja tugas departemen kesehatan saja, tetapi merupakan tugas kita bersama, seluruh masyarakat dan lingkungannya. Selain itu sarana dan prasarananya agar program kesehatan cepat terealisasi. Berbagai penyakit yang timbul dalam masyarakat, akibat pengaruh lingkungan yang kotor akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti pernah terjadi di beberapa kota beberapa tahun yang lalu, penyakit muntaber menyerang warga, sehingga menimbulkan korban jiwa. Begitu juga penyakit demam berdarah, yang telah banyak menelan korban jiwa.Ini merupakan pengaruh lingkungan yang kotor dan upaya pencegahan yang kurang. Hal ini barangkali hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus kesehatan masyarakat. Hal ini barangkali perlu dicarikan solusi agar peristiwa seperti itu tidak terulang lagi di masa mendatang. Disamping itu penyakit emosi atau mental akibat persaingan hidup yang ketat yang pda akhirnya menyebabkan tekanan mental yang kuat (stress). Penyakit yang satu inipun perlu dicarikan upaya penyembuhan secara cepat. Salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit atau pengobatan tersebut adalah perpustakaan. Apakah mungkin pencegahan atau penyembuhan penyakit dengan buku? Bagaimana dan buku yang bagaimana yang bias digunakan sebagai alat untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit itu? Untuk menjawab pertanyaan itu penulis memberikan alternatif berikut ini. Peran Perpustakaan. Perpustakaan seperti sudah kita ketahui bersma adalah suatu tempat disimpannya kumpulan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibukukan atau ditransfer dalam bentuk bahan “audio visual” disusun dan diatur menurut system perpustakaan, yang dikelola oleh para pegawai yang mempunyai latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Disamping itu perpustakaan merupakan suatu unit atau organisasi yang dapat memberikan fasilitas untuk berbagai macam tujuan. Karena itulah sejak masa pemerintahan Orde Baru, Perpustakaan diberbagai daerah telah berdiri perpustakaan daerah(perpustakaan wilayah), begitu juga di kabupaten/kota telah ada perpustakaan umum hingga pelosok padesaan.Begitu juga di tiap sekolah, perguruan tinggi ataupun lembaga pemerintah ataupun sector perusahaan swasta telah ada perpustakaan. Tetapi sekarang apa semua sarana dan prasarana perpustakaan itu apa bertambah atau berkurang? Apa perpustakaan itu telah menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini yang serba digital? Namun berbagai jenis perpustakaan tersebut mempunyai fungsi dan perannya masing-masing, tergantung kepada unit/organisasi mana ia berkedudukan, tetapi yang utama adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya.Berbagai jenis perpustakaan tersebut diantaranya berfungsi sebagai pusat edukatif, informative, rekreatif, riset, inspiratif. Bahkan untuk perpustakaan kedokteran atau rumah sakit dapat menjadi pusat terapi. Sekarang masalahnya apkah mungkin penyembuhan atau pengobatan penyakit dengan buku.? Kalau kita melihat literature terutama dibidang kedokteran atau dibidang ilmu perpustakaan, dikenal istilah apa yang disebut “biblioterapi”. Biblioterapi yaitu pemakaian buku dan bahan pustaka lain kuntuk usaha penyembuhan orang sakit. Disamping itu, biblioterapi dapat pula diartikan sebagai usaha pencegahan terhadap penyakit. Hal ini merupakan usaha yang dilakukan pustakawan untuk memilih buku-buku yang direncanakan khusus untuk terapi, baik terapi penyakit fisik maupun psikis. Biasanya diawasi dan dibimbing oleh dokter. Sebenarnya biblioterapi bukan hal baru dalam pengobatan/penyembuhan penyakit, tetapi sudah ada dan sudah dikenal pada pertengahan abad ke 13, di Rumah Sakit Al-Mansur yang didirikan di Mesir. Telah lama memperaktekan penyembuhan penyakit dengan buku. Caranya, para alim ulma disana mngobati penyakit dengan membacakan ayat suci Al-Qur’an siang dan malam. Berkat keyakinan dan kesungguhan hati serta menyerahkan sepenuhnya ke pada Tuhan Yang Maha Esa, di antara pasiennya banyak yang sembuh. Kemudian abad ke 18 dan 19, biblioterapi mulai dipraktekan secara ekstensif di Inggris, Prancis, Jerman dan Skotlandia. Dokter bersama Pustakawannya memberikan resep bacaan yang dianggap mencukupi dan efektif untuk penyembuhan penyakit pasiennya. Disini dokter memberikan resep bacaan dan pustakawan memberikan bacaannya. Karena itulah rumah sakit disana mulai banyak yang mndirikan perpustakaan untuk menunjang programnya. Dokter Amerika terkenal Bunyamin Rush yang pertama memberikan rekomendasi bacaan bagi yang sakit jiwa/mental, juga memberikan resep bacaan secara teratur dan efektif sampai sembuh penyakit pasiennya. Malah, Robert Burton’s dalam buku “Anatomy of Melancholy” melukiskan bahwa biblioterapi merupakan sebuah apotik yang dapat mengobati berbagai penyakit pada tubuh. Untuk di Indonesia sendiri Biblioterapi belum banyak dikenal masyarakat. Apalagi memang rumah sakit di Indonesia umumnya belum memiliki perpustakaan yang menghususkan diri sebagai tempat untuk terapi.Kalaupun ada hanya untuk keperluan para dokter atau tenaga medis. Meskipun demikian, para pasien atau masyarakat pada umumnya, dapat memanfaatkan perpustakaan umum sebagai sarana untuk lebih banyak tahu tentang usaha penyembuhan penyakit atau paling tidak untuk pencegahan penyakit. Buku untuk penyembuhan penyakit. Upaya penyembuhan penyakit melalui buku lebih ditujukan untuk pemahaman dan pemberian informasi. Kenapa ia biasa sakit demikian dan bagaimana mengatasinya. Misalnya bila ada seseorang mengalami penyakit muntaber, si pasien selain memeriksakan diri ke dokter, dia bias membaca buku mengenai penyakiat muntaber dan cara penyembuhannya. Selain itu, dia akan paham akan segala kesalahan akibat penggunaan air yang kotor atau akan lebih mengerti tentang kesehatan lingkungan tempat tinggalnya. Demikian juga bila ada seseorang mengalami tekanan mental dan stress. Dia tentu perlu mengistirahatkan fikiran dari kekalutan yang dihadipnya dengan membaca buku yang bersifat rekreatif/humor, akan dapat membantu menyegarkan fikirannya. Disamping itu, bias juga dengan membaca Al-Qur’an dan membaca buku do’a-do’a untuk penyembuhan penyakit. Dengan bekal kesakinan, kesabaran dan kesungguhan hati serta terus menerus tawakal kepada Allah SWT, Insya Allah penyakit akan hilang. Buku-buku untuk terapi penyakit tersebut diantaranya; buku pedoman pengobatan, buku pengobatan tradisional, buku pedoman akupuntur, buku pengenalan berbagai penyakit akibat pengaruh lingkungan, buku kumpulan doa penangkal stress, buku dan majalah kesehatan lainnya. Dengan buku tersebut merupakan suatu langkah dalam usaha pencegahan penyakit sakaligus dapat menyembuhkan berbagai penyakit pada tubuh. Karena itulah perpustakaan sebagai salah satu sarana untuk pencegahan atau penyembuhan penyakit sangat besar manfaatnya. Demikian peran perpustakaan sebagai penunjang program pemerintah dibidang kesehatan, terutama dalam usaha penyembuhan ataupun pemulihan kesehatan masyarakat sangat besar manfaatnya, karena segala upaya untuk pembangunan kesehatan perlu terus ditingkatkan sehingga masyarakat Indonesia yang sehat dan cerdas, akan dapat mempercepat pembangunan bangsa. ( Akangzis )

1 komentar:

  1. Bagi para pengunjung blog, kami persilahkan untuk memberi komentar terhadap isi informasi blogku ini, dan kami juga mengharapkan partisifasi dari berbagai pihak terkait untuk informasi bagaimana membangun jambi supaya menjadikan masyarakatnya menjadi lebih cerdas, beriman dan bertaqwa.

    BalasHapus